Pengelolaan Limbah B3/Non B3 & Medis

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar atau dibuang ke lingkungan , karena mengandung bahan yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup lain. Limbah ini memerlukan cara penanganan yang lebih khusus dibanding limbah yang bukan B3. Limbah B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi, maupun kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau berkurang daya racunnya. Setelah diolah limbah B3 masih memerlukan metode pembuangan yang khusus untuk mencegah resiko terjadi pencemaran.

Proses pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) melibatkan banyak pihak dengan peran tertentu, dan semua pihak harus taat dengan syarat pelaksanaan dan pengawasan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Melalui artikel ini, kami akan menjelaskan secara ringkas dan mudah dimengerti, tentang bagaimana proses pengelolaan limbah B3 di wilayah cakupan PT. BINA MARCHIA MANDIRI.

Berikut adalah alur Mekanisme Pengelolaan Limbah B3 Industri dan Medis :

Dalam pemanfaatan limbah, PT. Bina Marchia Mandiri menempuh langkah-langkah yang sejalan dengan upaya Pemerintah Pusat, khususnya KLHK dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, Kota Bandar Lampung dan Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan dalam mengatasi dampak negatif limbah terhadap lingkungan akibat B3 melalui penerapan 3R, yaitu Reuse, Reduce, Recycle (gunakan kembali, kurangi, daur ulang). PT. Bina Marchia Mandiri menggunakan teknologi Waste Water Treatment Plant (WWTP) untuk menjaga buangan air dari proses pengolahan limbah agar selalu berada di ambang baku mutu lingkungan.

Sementara, untuk gedung peleburan telah dilengkapi dust collector dan scrubber untuk menjaga sekaligus meminimalkan pencemaran udara. Terkait polusi suara atau kebisiangan, pengecekan selalu dilakukan secara berkala. Dalam beberapa hal, PT. Bina Marchia Mandiri menjalin hubungan kerja sama dengan pihak ketiga (co-processing) yang telah memiliki izin dari Kementrian LHK sebagai bagian dari Total Solution–Zero Pollutant.